Rabu, 28 April 2010

Nonton Film Bersama Anak Yatim di Badegan



Desa Karangan adalah salah satu desa di Badegan yang masyarakatnya termasuk kategori miskin. Tingkat pendidikannya juga termasuk rendah. Banyak anak di desa tersebut yang hanya lulus SD langsung cari kerja ke luar kota sebagai pembantu rumah tangga maupun buruh pabrik.



Di desa inilah LMI mengajak nonton film Harun Yahya yang bertemakan “Kebesaran Allah” bersama 26 anak yatim yang tinggal di sekitar desa tersebut. Acara yang dimulai pukul 09.30 bertempat di sebuah masjid. Pemutaran film berdurasi 75 menit mengajak anak-anak untuk melihat kebesaran Allah melalui ciptaanNya yang berupa lumba-lumba dan gajah.



Mereka bisa melihat kelebihan yang dimiliki hewan-hewan tersebut. “Wah.. kalau sering melihat nonton film seperti ini ilmu kta bisa makin tambah”, kata Mutmainah salah satu anak yatim yang dating di acara tersebut. Dengan penuh perhatian mereka melihat film mulai dari awal sampai akhir pemutaran.



Di akhir acara LMI meminta mereka melakukan doa bersama untuk kesuksesan siswa kelas 3 SMPN 12 Madiun agar bisa lulusw 100%. Tak lupa LMI juga memberikan santunan kepada 26 anak yang hadir di acara tersebut. Santunan ini berasal dari penggalangan infaq sukarelasiswa SMPN 12 khususnya kelas 3. semoga keinginan mereka sukses ujian terkabul dan bantuan tersebut bermanfaat buat teman-teman di Karangan.

Buruh Pabrik ditinggal suami, gagal ginjal

Lusi Handayani adalah seorang ibu rumah tangga berusia 35 tahun. Penyakit gagal ginjal yang dideritanya membuat ia kelihatan lebih tua dari usia sebenarnya. Berat badan yang semula 70 kg sekarang tinggal 50 kg. Kulit tangan dan kakinya mulai mengelupas karena jarang digunakan untuk bergerak. Penyakitnya membuat ia tidak bisa beraktivitas seperti biasa.

Terbaring di tempat tidur dengan kondisi tubuh lemas tak bertenaga, bahkan untuk sekedar berdiri tak dapat dilakukan seorang diri butuh orang lain untuk memapahnya. Praktis sekarang ia tak dapat lagi bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Sebelum menderita sakit gagal ginjal ini dia bekerja di sebuah pabrik di Jakarta. Saat ini ia tinggal bersama kedua orangtuanya di jalan Bina Mulya III no. 4. Sejak jatuh sakit akhir Desember lalu sampai dengan sekarang setiap seminggu sekali dia harus cuci darah. Setiap kali akan cuci darah dia mampu menghabiskan paling banyak 5 kantong darah seharga 250 ribu rupiah per kantong darah.

Untuk kebutuhan sehari-hari ia dan seorang putranya yang baru duduk di kelas 4 SD semua ditanggung oleh bapaknya yang berprofesi sebagai tukang becak. Suaminya tak diketahui dimana rimbanya dan tak memberi nafkah sepeser pun kepada dia dan putranya. Sebelumnya bapak dan ibunya sempat membuka warung kopi di depan rumahnya, tapi karena kondisi putrinya yang benar-benar tergantung pada bantuan orang lain membuat warung tersebut untuk sementara tidak beroperasi.

Saat ini bu Lusi Handayani bersama keluarganya merasakan betapa mahalnya ginjal, dua pasang organ dalam manusia itu untuk menyambung hidup bu Lusi. Cuci darah menjadi kegiatan rutin tiap minggunya. Adakah diantara anda yang terketuk hatinya untuk meringankan kesulitannya.

Beasiswa bagi yang Membutuhkan

Ahad 25 April 2010, rumah pintar LMI didatangi sebanyak 89 anak asuh untuk memenuhi undangan penyerahan beasiswa. Acara dimulai pukul 08.00 dibagi menjadi dua kelompok. Bagi siswa SD putra dan putri dikelompokkan sendiri dan diberikan sedikit pengarahan kepada mereka. Siswa SMP dan SMA putra-putri diberikan pembinaan ruhani berupa tata cara shalat yang diterangkan secara interaktif menggunakan media LCD. Anak asuh LMI yang datang pekan ini adalah anak asuh yang tergolong dhuafa. Masing-masing siswa mendapat santunan per anak sebesar sebesar Rp 30.000,- untuk siswa SD, Rp 35.000,- untuk siswa SMP dan Rp 40.000,- untuk siswa SMA.



Jikalau pekan kemarin ada pelatihan ketrampilan bagi siswi SMP dan SMA diharapkan bulan berikutnya pelatihan ketrampilan seperti itu juga didapatkan oleh mereka. Program lanjutan yang akan LMI gulirkan sebagai kelanjutan dari program beasiswa ini antara lain pelatihan ketrampilan, didalamnya ada kursus menjahit dan sablon, les bahasa Inggris dan pelatihan jurnalistik. Saat ini kami mulai menjalin kerjasama dengan lembaga kursus bahasa Inggris, usaha konveksi dan sablon untuk merintis program “Yatim Berdaya”.



Besar harapan LMI, anak-anak yang menerima santunan tidak selamanya bergantung pada bantuan tapi mereka bisa mandiri di atas kakinya sendiri suatu saat nanti. Untuk itu bantuan dan partisipasi anda kami tunggu untuk mengelola program mulia ini.



Saya Bersyukur Masih Bisa Beribadah Lagi



Mbah Taminah adalah sosok wanita yang taat beribadah. Beliau tidak pernah meninggalkan sholat Maghrib, Isya’, dan Subuh di musholla dekat rumahnya. Usia beliau sekitar 65 tahun. Saat ini mbah Tuminah hidup di rumah peninggalan orang tuanya di jalan Indragiri bersama salah satu keponakannya yang juga bergantung hidupnya pada beliau karena sang keponakan belum dapat pekerjaan.

Delapan bulan yang lalu mbah Tuminah jatuh di depan pintu rumahnya ketika akan berangkat ke mushola. Kecelakaan tersebut membuat paha kiri beliau harus dioperasi dan berada di rumah sakit selama 15 hari. Profesi beliau sebagai penjual ketan dan jajanan tradisional di depan rumahnya otomatis berhenti karena pasca operasi beliau tidak bisa beraktifitas apa-apa. Hampir tiga bulan mbah Taminah harus berbaring di atas kasur.

Untuk kebutuhan sehari-hari beliau dibantu tetangga kanan-kirinya, karena semua saudara beliau sudah menghadap Sang Pencipta. Hanya tersisa satu keponakan yang saat ini menemaninya. Saat ini beliau sedikit demi sedikit sudah berjalan kembali meskipun harus pelan-pelan. Sambil menangis beliau menyampaikan rasa syukurnya kepada Allah masih diberikan kesempatan untuk beribadah. “Selama sakit, alhamdulillah saya nggak meninggalkan sholat. Jika bisa berjalan normal lagi dan punya modal saya ingin berjualan seperti dulu lagi, saya nggak mau menggantungkan hidup pada orang lain, selama saya masih kuat,” seperti itulah penuturan mbah Taminah saat berkunjung menyerahkan bantuan di rumah beliau. Ketegaran dan semangat beliau untuk tetap beribadah dan bekerja merupakan sebuah motivasi hidup yang luar biasa.

Satu hal lagi yang perlu kami sampaikan tentang beliau, di tengah himpitan ekonomi yang jauh dari cukup, saat beliau masih sehat mbah Taminah senang membantu orang-orang yang membutuhkan bantuannya. Beliau yakin bahwa jika beliau menanam benih kebaikan pasti Allah akan menggantinya. Saat ini beliau sedang dalam kesulitan ekonomi, adakah diantara anda yang terketuk hatinya untuk meringankan kesulitannya.

“Anak Saya Belum Pernah Minum Susu Seperti Ini Bu…..”



Pagi ini (21/04) keceriaan nampak di wajah ibu-ibu beserta balita Watuagung Badegan Ponorogo. Setelah berkilo-kilometer mereka tempuh untuk menuju lokasi kegiatan pemberian makanan tambahan yang diselenggarakan LMI Madiun. Tim LMI yang digawangi kepala cabangnya tiba di lokasi sekitar pukul 09.30 setelah menempuh perjalanan yang cukup mendebarkan. Untuk mencapai loksi kami harus melewati bukit-bukit terjal di kanan-kiri bukit dengan jurang dan jalan makadam yang setiap saat tebing bukit bisa longsor menutupi jalan satu-satunya untuk menuju daerah tersebut.



Watuagung adalah salah satu dusun yang terletak di lereng gunung Gajah. Warga desa rata-rata bermata pencaharian sebagai buruh tani, dengan tingkat ekonomi masyrakat bertaraf miskin. Karena kondisi alam yang ada merupakan pegunungan kapur menjadikan daerah ini sering mengalami kekeringan di kala musim kemarau. Tingkat pendidikan masyarakat masih rendah, jarang diketemukan lulusan SMP atau sederajat. Karena tingkat ekonomi mereka masuk dalam kategori miskin, sering ditemukan kasus balita kurang gizi. Kondisi tersebut menyebabkan munculnya kasus-kasus kesehatan pada anak-anak. Saat tim LMI bertemu kepala desa Dayakan yang membawahi dusun-dusun di daerah tersebut, beliau menyampaikan kelainan-kelainan yang sering diderita anak-anak disana akibat gizi buruk. Meskipun di daerah tersbut juga ada kegiatan posyandu yang rutin diadakan tiga bulan sekali, namun belum bisa menyelesaikan masalah tersebut.



Saat kami menunggu kehadiran 60 ibu-ibu dan 60 balita di acara pemberian makanan tambahan, kami melihat sendiri mereka harus berjalan kaki mengitari bukit berkilo-kilometer untuk mendapatkan imunisasi, timbang balita, penyuluhan balita dari puskesmas setempat. Proses persalinan ibu-ibu di dusun tersebut ditangani oleh dukun desa karena untuk menuju bidan desa mereka harus turun ke bawah. Di acara tersebut LMI memberikan makanan tambahan berupa bubur kacang hijau, biscuit, jeruk, susu dan snack. Keceriaan nampak jelas di wajah mereka saat menerima bantuan dari LMI, bahkan ada seorang ibu yang menitikkan air mata dan berkata “anak saya belum pernah minum susu seperti ini bu…..” dengan gemetar tangannya menggengam bantuan yang diterimanya. Harapan agar kami bisa kembali dan peduli di dusun ini juga terucap dari mereka dan kepala dusun Watuagung. Dan ternyata kondisi seperti ini juga dialami dusun-dusun yang lain, bahkan ada yang lebih parah lagi terutama dusun yang terletak di atas bukit. Semoga potret kehidupan ini bisa menggugah hati kita untuk semakin peduli kepada mereka

Kambing Kita “Beranak Satu”

Subhanallah….kambing kita beranak satu”, itulah ucapan yang keluar dari salah satu anak asuh LMI yang tinggal di panti asuhan Al Ihsan Ponorogo. Tiga bulan yang lalu LMI cabang Madiun menitipkan enam belas ekor kambing di panti asuhan Al Ihsan untuk program pemberdayaan anak yatim. Tanggungjawab pemeliharaan kambing diserahkan kepada anak-anak yang tinggal di panti asuhan tersebut secara bergilir. Hal ini dimaksudkan untuk membekali mereka beternak kambing. Agar mereka nantinya menjadi peternak kambing yang sukses.



Saaat LMI berkunjung di lokasi pemberdayaan kambing Al Ihsan, si kambing kecil yang baru berusia tiga hari sedang menyusu induknya. Jenis kambing yang diternakkan adalah domba. Meskipun kandang yang dijadikan tempat pemeliharaan masih sangat sederhana namun tidak mengurangi kualitas kambingnya. Semoga kambing-kambing LMI di tempat ini berkembang pesat, sehingga bisa memupuk jiwa berwirausaha. “Moga-moga dengan belajar beternak, kita bisa jadi peternak sukses, terimakasih ya…LMI.” Begitulah ungkapan mereka.

SDN Dayakan 2 Butuh Renovasi Ruang Kelas

SDN Dayakan 2 Butuh Renovasi Ruang Kelas

SDN Dayakan 02 terletak kurang lebih 25 kilometer dari pusat kota kabupaten Ponorogo dan kurang lebih 8 kilometer dari kota kecamatan Badegan, berada di paling ujung sebelah selatan wilayah kabupaten Ponorogo dan terletak di lereng gunung Gajah, di sebelah barat wilayah kabupaten Wonogiri dan di sebelah kabupaten Pacitan. Kondisi alam berbukit-bukit dan kurang bersahabat menjadikan orangtua enggan menyekolahkan putra-putrinya dengan alasan khawatir di perjalanan atas kesehatan dan keselamatannya sehingga masih banyak usia 7-8 tahun belum masuk sekolah dasar. Untuk samapai ke SD Dayakan 02 mereka harus menempuh perjalanan kurang lebih 5 km dengan jalan kaki memelusuri bukit dan sungai.



Dengan pertimbangan tersebut di atas maka sekolah SDN 02 Dayakan kecamatan Badegan mulai tanggal 25 Februari 2010 membuka kelas paralel yang ada di dukuh Watuagung untuk kelas 1 dan 2, agar masyarakat di dusun Watuagung dan Jurangsempu memanfaatkan kemudahan pelayanan pendidikan. Tujuan dibukanya kelas paralel untuk memudahkan anak belajar dan menampung anak usia sekolah yang drop out maupun yang belum sekolah. Atas kebaikan salah seorang warga yang peduli pada pendidikan, kelas paralel ini dibangun di atas tanah beliau. Ukuran gedung seluas 3,5 meter x 7 meter dengan dinding batu bata merah separuh, selebihnya dari bambu, lantai berupa tanah. Sedangkan inventaris yang ada berupa bangku kurang layak 8 buah, kursi kurang layak 14 buah, almari 2 buah, meja kursi 1 stell, papan tulis 1 buah. Karena ruangan hanya satu kelas, kegiatan belajar mengajar berlangsung dua kali atau bergantian antara kelas satu dan dua. Saat ini siswa kelas 1 berjumlah 22 aank sedangkan kelas 2 sebelumnya 36 anak.



Kondisi kelas yang jauh dari layak inilah yang mendorong Lembaga Manajemen Infak cabang Madiun mengajak masyarakat untuk pduli membantu memperbaiki sarana dan prasarana di kelas paralel SDN 02 Dayakan sehingga kegiatan belajar mengajar siswa bisa optimal dan cita-cita anak-anak di daerah tersebut bisa terwujud “Saya ingin jadi dokter, guru, polisi, tentara,….” Adalah impian anak-anak yang ada di lereng gunung Gajah yang diungkapakan mereka pada LMI saat berkunjung di SDN 02 Dayakan. Wujudkan Impian Anak Bangsa lewat kepedulian anda melalui LMI cabang Madiun.

Kamis, 22 April 2010

Laporan Kegiatan LMI Cabang Madiun Bulan April 2010

Laporan Kegiatan LMI Cabang Madiun Bulan April 2010

  1. Kota Madiun
    1. Majelis Taklim

Kegiatan LMI berlangsung rutin tiap bulan di mushola Baiturrohman Pringgondani, masjid Al Amin Widodo Kencono II, masjid Sukosari, mushola Al Hidayah dan kajian fiqih Nisa’ di Rejomulyo.

    1. Santunan Abang Becak

Pemberian kaos dan sembako pada 130 abang becak berlangsung di kantor LMI pada hari Jum’at (16/04). Abang becak penerima sembako ini beroperasi di depan Matahari, Sri Ratu, BRI, Giant, hotel Merdeka, Adira, SMPN 02 serta stasiun kereta api.

    1. Santunan Anak Yatim

Pada periode ke IV LMI Madiun memberikan beasiswa kepada 250 anak yatim yang tinggal di kota dan kabupaten Madiun serta Ponorogo. Sebanyak 105 anak berasal dari kota telah menerima santunan pada hari Ahad (18/04) bertempat di rumah pintar LMI. Selain menerima santunan mereka juga mendapatkan pembinaan dan pelatihan ketrampilan.

    1. Santunan Dhuafa

Penerima santunan dhuafa bulan April adalah pak Sarju, pak Slamet, mbah Lasinem, pak Doto, pak Agus, pak Mul, pak Budi, dan mbah Semi.

    1. Santunan Kesehatan Dhuafa

Bantuan biaya pengobatan diberikan kepada Ukkin, pak Sarju, bu Marsinem, bu Susi jalan Trengguli penderita tumor kandungan.

    1. Club Cendikia

Latihan bulutangkis setiap Rabu dan futsal setiap hari Sabtu dan Ahad merupakan kegiatan adik-adik SD, SMP, dan SMA yang tergabung di club Cendekia.

    1. Bantuan Al Qur’an dan Iqra’

LMI menyerahkan bantuan Al Qur’an dan iqra’ pada salah satu masjid yang terletak di Sukosari. Alqur’an dan iqra’ yang diberikan digunakan untuk menambah fasilitas kegiatan belajar Al Qur’an ibu-ibu di tempat tersebut.

    1. Santunan Pendidikan Dhuafa

Bagus dan Risko adalah penerima bantuan pendidikan untuk keperluan melunasi administrasi sekolah dan LKS.

    1. Peduli Da’I

Bantuan diberikan LMI untuk program kegiatan da’wah pada ustadz-ustadz yang berjuang mengembangkan da’wah di Jawa Timur.

    1. Bina Usaha Mandiri LMI

Bantuan pinjaman modal tanpa bunga diberikan kepada salah seorang warga jalan Seram yang ingin mengembangkan usahanya dengan berjualan soto.

    1. BISA

Kegiatan belajar Al Qur’an berlangsung di mushola Baiturrohman majelis taklim Miftahul Jannah jalan Trengguli dan ibu-ibu di jalan Cempedak.

    1. Rumah Pintar

Ahad (18/04) di rumah pintar LMI berlangsung kegiatan pembinaan kerohanian dan pelatihan ketrampilan. Pembinaan kerohanian diberikan pada siswa SD (putra dan putri), SMP dan SMA putra. Sedangkan ketrampilan membuat aneka hiasan dari kain flannel diberikan kepada siswa SMP dan SMA putrid. Kegiatan ini diikuti 105 anak yatim yang pada hari itu juga menerima beasiswa.

    1. Up Grading LMI

Sabtu (27/03) bertempat di gedung diklat pemkot Madiun dihadiri 10 cabang LMI yang ada di Jawa Timur berlangsung up grading bagi seluruh staff LMI. Diikuti oleh 43 orang dengan narasumber bapak Miftahurrohman, SE staff BMO LMI pusat. Dengan up grading ini diharapkan dapat memotivasi dan meningkatkan kinerja para staff LMI menjadi lebih baik.

    1. Up Grading SMK Sore

LMI memberikan bantuan pada acara up grading SMK Sore yang bertujuan untuk memotivasi siswa SMK Sore agar lebih berprestasi

  1. Kabupaten Madiun
    1. Santunan Anak Yatim

Santunan anak yatim diberikan kepada 75 anak yatim yang tinggal di Gemarang, Saradan, Kare dan Wayut melalui relawan-relawan LMI setempat.

    1. Santunan Dhuafa

Diberikan kepada pak Daud yang berusia hamper 80 tahun. Beliau tinggal di Kertobanyon Geger dan berprofesi sebagi pembuat lincak/ bangku dari bambu. Setiap tiga hari sekali beliau menjajakan dagangannya dengan berjalan kaki dan memanggul lincaknya dari tempat tinggal hingga ke kota Madiun.

    1. BISA

Bantuan kegiatan belajar Al Qur’an diberikan rutin setiap sebulan sekali pada SDN 02 Wayut. Kegiatan ini diikuti siswa kelas 4 sampai siswa kelas 6 seminggu dua kali bertempat di SDN 02 Wayut.

    1. Bantuan MCK SDIT Insan Madani Dolopo

LMI memberikan bantuan pembangunan MCK SDIT Insan Madani Dolopo. SDIT baru memulai kegiatan belajar mengajar pada bulan Juli 2010.

  1. Kabupaten Ponorogo
    1. Kegiatan Tabligh Akbar di Masjid Agung Ponorogo

Untuk membantu pengembangan da’wah di Ponorogo, LMI memberikan bantuan untuk kegiatan tabligh akbar yang berlangsung pada tanggal 30 April 2010 di Masjid Agung Ponorogo.

    1. Nonton Film Bersama Anak Yatim

Pada hari Jum’at (02/04) LMI mengajak 26 anak yatim nonton film Harun Yahya yang berisi kebesaran Allah lewat ciptaanNya di salah satu masjid di desa Karangan. Selain nonton film kami juga memberikan beasiswa rutin kepada mereka.

    1. Santunan Anak Yatim di Panti Asuhan Al Ihsan Ponorogo

Setiap bulan LMI memberikan beasiswa pada 15 anak yatim yang tinggal dip anti asuhan tersebut. Di hari yang sama LMI menyaksikan ternak kambing bantuan LMI baru saja bertambah satu ekor. Kambing bantuan LMI menjadi bagian dari program pemberdayaan anak yatim di panti asuhan tersebut.

    1. Bantuan Donatur untuk Panti Asuhan Al Ihsan

Salah satu donatur LMI memberikan bantuan pada panti asuhan Al Ihsan Ponorogo untuk membantu kebutuhan anak-anak yatim.

    1. SEHATI (Sehat Ibu dan Buah Hati)

Rabu (21/04) LMI mengundang 60 ribu dan 60 balita yang tinggal di dusun Watuagung Badegan Ponorogo untuk menerima makanan tambahan berupa biskuit, bubur kacang hijau, jeruk, susu dan snack.

LAPORAN KEUANGAN BULAN APRIL 2010

LAPORAN KEUANGAN LMI CAB MADIUN

Bulan April 2010

Saldo tanggal 21 Maret 2010

Rp 94,307,178.00

Pemasukan 21 Maret - 20 April 2010

Zakat

Rp 20,391,150

Infaq

Rp 8,331,350

Beasiswa anak asuh

Rp 3,170,000

Santunan anak yatim

Rp 8,410,000

Peduli dhuafa dan Yatim

Rp 3,000,000

Bunga bank

Rp 307,000

Santunan purwanto ( badegan ponorogo )

Rp 1,300,000

Santunan didit

Rp 1,200,000

Santunan pendidikan

Rp 500,000

Santunan panti asuhan

Rp 1,000,000

Total pemasukan

Rp 47,609,500

Total pemasukan

Rp 141,916,678

PENYALURAN DANA RUTIN KOTA & KAB MADIUN

Beasiswa dhuafa

Rp 5,365,000

Peduli Guru pra sejahtera

Rp -

Rumah pintar

Rp 255,800

Majelis taklim

Rp 570,000

Santunan Anak Yatim

Rp 4,200,000

Buletin Ukhuwah

Rp 4,945,000

Buletin Jumat Zaki

Rp 2,852,500

Buletin Mar'ah

Rp 4,700,000

Bulletin Remaja SWEAR

Rp 580,000

Santunan abang becak

Rp 3,510,000

Santunan Dhuafa

Rp 660,000

Santunan Kesehatan

Rp 953,000

Majalah

Rp 1,526,000

Sehati

Rp -

BISA

Rp 150,000

Club Cendekia

Rp 500,000

PENYALURAN DANA NON RUTIN

Pembelian buku tazkiyatun

Rp 1,400,000

Bantuan SDIT Insan Madani

Rp 1,000,000

Bantuan pendidikan dhuafa

Rp 580,000

Bantuan TPA SD Wayut

Rp 200,000

Training motivasi anak SMU

Rp 150,000

Peduli dai pra sejahtera

Rp 1,500,000

Peduli dhuafa dan yatim

Rp 2,000,000

Penyaluran wakaf Al qur'an

Rp 1,126,000

Bina Usaha mandiri

Rp 500,000

Pemasyarakatan ZIS

Rp 716,600

PENYALURAN DANA DAERAH PONOROGO

Uang saku anak dhuafa di Ds watu agung

Rp 140,000

Peduli guru pra sejahtera

Rp 500,000

Transport ke ponorogo

Rp 350,000

Santunan Anak Yatim Ds Karangan

Rp 966,000

Santunan anak yatim Panti asuhan Al Ihsan

Rp 600,000

Bantuan panti asuhan Al ihsan

Rp 1,000,000

Santunan dhuafa

Rp 200,000

Sehati Ds Watu agung ponorogo

Rp 1,718,000

Bulletin dakwah ukhuwah

Rp 3,824,000

OPERASIONAL KANTOR

Rakorcab

Rp 643,000

Peralatan

Rp 500,000

Perlengkapan

Rp 740,000

Telepon,air,listrik

Rp 374,000

Administrasi

Rp 740,050

Gaji staff

Rp 3,000,000

Surat kabar

Rp 105,000

Kebersihan

Rp 250,000

Up grading pegawai LMI

Rp 537,500

Total pengeluaran

Rp 56,127,450.00

Rincian Saldo 20 April 2010

85,789,228.00