Kamis, 23 Juni 2011

LAPORAN KEGIATAN LMI MADIUN BULAN JUNI 2011

'



LAPORAN KEGIATAN LMI MADIUN

BULAN JUNI 2011

PROGRAM PINTAR

Beasiswa 50 Anak Yatim Ponorogo

Bertempat di rumah bapak Zaenudin jalan Kawung Ponorogo, Ahad 29 Mei 2011 sebanyak 50 anak yatim menerima beasiswa rutin dari LMI. Di acara ini diisi dengan kajian keagamaan dan belajar hafalan surat-surat pendek.

Beasiswa Caruban

Bertempat di BLK Caruban, Ahad 19 Juni sebanyak 56 anak SD, SMP dan SMA menerima beasiswa rutin. Penerima beasiswa juga mendapatkan pembinaan kerokhanian.

Beasiswa Kebonsari

Penyerahan beasiswa yatim kepada 18 siswa SD, SMP dan SMA berlangsung di masjid Abdullah Krandegan Kebonsari. Kegiatan ini diisi dengan pembinaan kerokhanian bersama Ustadz Imam M.

Beasiswa Yatim dan Dhuafa Mlarak

Sebanyak 20 anak SD di Mlarak Ponorogo menerima beasiswa rutin untuk membantu keperluan sekolah mereka.

Santunan Pendidikan

LMI memberikan bantuan pelunasan uang komite, buku dan iuran insidental pada Arum (SDN 03 Kartoharjo), Rika (SMKN 5), Rini (SMK Tamsis), Atim (SMKN 2), Rizki (SMF), Ummul (SMKN 2). LMI juga membantu dua orang siswa alumni SMAN 4 untuk melanjutkan kuliah di IKIP PGRI.

Beasiswa Yatim Panti Asuhan Al Ihsan

LMI Madiun menyerahkan beasiswa rutin kepada 15 anak yatim yang tinggal di Panti Asuhan Al Ihsan Ponorogo.

Beasiswa Penghafal Al-Qur’an

LMI membiayai empat siswa SMPIT Darut Taubah Ponorogo untuk dijadikan kader penghafal Al-Qur’an.

Club Cendikia

Kegiatan berlatih bulu tangkis dan futsal seminggu dua kali merupakan agenda rutin yang dilakukan anak-anak SD dan SMP untuk memfasilitasi bakat dan minat mereka.

Bimbel

Kegiatan bimbel LMI untuk bulan Juni hanya berlangsung dua pekan karena mereka sudah menyelesaikan test semester genap dan tinggal menunggu hasil raport.

PROGRAM SEHATI

Santunan Kesehatan

Bantuan berobat jalan diberikan rutin tiap bulan pada ukkin Arik dan pak Sarju untuk meringankan biaya berobat mereka.

Pengobatan Gratis

Bekerjasama dengan BSMI pada tanggal 12 Juni dilaksanakan pengobatan gratis di Dukuh Jati Mongol Bantengan. Kegiatan ini ditangani 3 dokter, 2 perawat, 1 apoteker dan 1 tenaga medis refleksi. Pasien yang berkunjung di pos kesehatan LMI sebanyak 200 orang.

PROGRAM EMAS / PEMBERDAYAAN

Pemberdayaan Cluster Chips Mocaff

Program pengolahan singkong menjadi tepung setengah jadi di desa Kerik Takeran hingga sekarang masih terus berproduksi dan menjadi program pemberdayaan warga sekitar.

Santunan Dhuafa

Santunan rutin dan pendampingan kerokhanian diberikan pada pak Budi, pak Sarju, pak Slamet, mbah Surip, mbah Mirah, mbah Semi, mbah Las, mak Siram, mak Nyum. Mereka adalah lansia yang sudah tidak mampu lagi bekerja.

Kursus Menjahit dan Handycraft

Kegiatan belajar menjahit dan membuat kerajinan tangan berlangsung setiap hari Jum’at, Sabtu dan Minggu yang diikuti oleh anak asuh LMI dan warga sekitar kantor LMI.

PROGRAM DA’WAH

BISA (Belajar Intensif Al-Qur’an)

Program belajar membaca Al-Qur’an berlangsung di Mushola Baiturohman jalan Semangka dan TPA Jambon serta mushola di jalan Makam Tentara.

Majelis Ta’lim

Kegiatan majelis ta’lim berlangsung di mushola Baiturohman jalan Pringgodani, mushola Hidayatulloh jalan Seram, mushola Al-Hidayah jalan Cempedak, majelis ta’lim jalan Trengguli serta perumahan Widodo Kencono 2 dan di jalan Sri Widodo Sukosari.

Mushola Watubonang

LMI menyerahkan bantuan untuk pembangunan mushola Watubonang Ponorogo. Dengan harapan bulan Romadhon 1432 H sudah bisa digunakan untuk kegiatan Romadhon warga Watubonang.

LAPORAN KEUANGAN BULAN JUNI 2011

Surat ‘ Tuk Donatur LMI: “Ya Alloh Engkau Kabulkan Doa Kami “

Surat ‘ Tuk Donatur LMI:

“Ya Alloh Engkau Kabulkan Doa Kami “

Sudah lama kami warga Watubonang bermimpi memiliki sebuah mushola yang layak untuk bisa digunakan kegiatan beribadah warga dan siswa SDN Watubonang 3. Mushola yang kami miliki hanyalah mushola berdinding bambu yang disana-sini penuh dengan lubang dan berlantai tanah. Padahal didekat mushola tersebut berdiri sebuah gedung kokoh untuk pendidikan warga kami. Rasanya kurang pas jika anak-anak kami hanya dibekali dengan ilmu duniawi saja.

Dengan fasilitas yang minim anak-anak Watubonang berkumpul di mushola tersebut untuk belajar agama. Alangkah bersyukurnya kami jika suatu saat nanti kami bisa memiliki sebuah mushola permanen yang bisa kami gunakan untuk membekali mereka dengan kegiatan keagamaan. Kami warga Watubonang tidak putus asa dan terus berdoa semoga keinginan tersebut bisa terwujud.

Alhamdulillah doa kami benar-benar terkabul. Ternyata masih ada yang memperhatikan dan peduli dengan kondisi warga Watubonang. Alloh wujudkan keinginan kami lewat donatur LMI yang terus berusaha merealisasikan sebuah mushola yang sejak lama kami nanti-nantikan.

Hingga tulisan ini kami bikin pengerjaannya baru tahap pemasangan genteng, masih banyak yang belum terselesaikan antara lain pemasangan lantai, jendela serta pintu, dan juga tembok yang belum disemen. Tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan untuk pembangunan sebuah mushola di tempat kami karena lokasi desa kami berada diatas dengan medan yang tidak mudah dilalui alat transportasi. Kondisi inilah yang membuat biaya pembangunan mushola Watubonang membengkak.

Bagi kami mushola ini merupakan asset warga Watubonang yang tak ternilai harganya. Merupakan hal yang sulit bagi kami warga Watubonang yang tingkat ekonomi warganya jauh dari mapan untuk bisa membangun sebuah mushola tanpa bantuan dari pihak luar. Insya Alloh akan kami manfaatkan dan ramaikan mushola tersebut dengan kegiatan keagamaan agar pahalanya terus menerus mengalir diberikan pada mereka yang telah membantu pembangunan mushola tersebut.

Kami selaku warga Watubonang mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada IIDI(Ikatan Istri Dokter Indonesia cabang Madiun) dan pengajian Qolbun Salim Madiun khususnya yang telah tergerak hatinya mengunjungi daerah kami yang jauh dari hingar bingar keramaian sehingga impian kami memiliki sebuah mushola sebentar lagi akan terwujud.

Semoga romadhon tahun ini kami warga dan siswa SDN Watubonang 3 semakin khusyuk didalam menjalankan ibadah Romadhon . Dan semoga amal jariah yang diwujudkan dalam bentuk bangunan mushola menjadi investasi akherat bagi para donatur.

Salam Hangat

Warga Watubonang

Terima kasih LMI, You are so precious in my life

Terima kasih LMI, You are so precious in my life

Salam kenal, nama saya riszeky yanuarui,,,seorang alumnus SMK. Farmasi “Bina Farma” Madiun Tahun Ajaran 2010/2011, Alhamdulillah saya sekarang sudah bekerja di suatu perusahaan farmasi di Jakarta. Perjuangan saya selama belajar menurut saya sangatlah penuh dengan suka dan duka. namun saya harus selalu berjuang lebih dari teman-teman yang lain, karena saya mengalami masalah dalam hal perekonomian.

Sebelumnya keadaan orang tua saya dapat dibilang mampu dengan beberapa usahanya, namun pada pertengahan tahun 2008 Alloh menguji keluarga kami, usaha bapak mengalami kolaps hutang beliau menumpuk disana sini. Kondisi inilah yang membuat keluarga kami menjadi tidak harmonis lagi (orang tua saya mulai tercerai-berai), ibu kandung saya harus berpindah tempat tinggal ke Malang bersama kedua adik saya, sehingga saya harus tinggal berdua saja dengan ayah saya tanpa punya pekerjaan tetap.

Untuk biaya makan saja kami sering dibantu tetangga kanan kiri yang begitu peduli dengan kami. Kondisi tersebut merupakan ujian yang berat bagiku namun aku berupaya memotivasi diriku untuk tetap menyelesaikan sekolahku yang tinggal satu semester.

Setiap selesai sholat aku selalu berdoa semoga Alloh memberikan jalan keluarnya. Dan Alhamdulillah doaku benar-benar terkabul. Kejadian ini aku alami pada saat saya sedang melakukan ujian program PKL (Praktek Kerja Lapangan) dan saya mendapatkan tempat di Apotek Kimia Farma yang mana disitu terdapat bapak Rizal Hermawan selaku Apoteker sekaligus seorang Donatur LMI.

Dari situlah saya dikenalkan oleh beliau kepada LMI yang sangat membantu dalam pembiayaan sekolah saya hingga lulus. Bahkan aku sering dibimbing kru LMI Madiun untuk selalu tegar dan optimis di tengah kemelut ekonomi yang menimpa keluargaku.

Aku sering mampir ke kantor LMI untuk mendapatkan suntikan motivasi dari mereka. Sentuhan ruhani sering aku dapatkan dari bu Yuli yang sudah kuanggap sebagai pengganti ibuku hingga hatiku terasa sejuk.

Sampai akhirnya pertolongan Alloh kembali aku dapatkan, aku ditawari bekerja di PT. Semax Axomedika Jakarta padahal waktu itu aku belum dinyatakan lulus bahkan aku diminta mulai bekerja pada tanggal 29 April 2011. Akhirnya aku bisa mengambil suatu hikmah dari perjalanan hidupku bahwa kalau kita punya kemauan yang baik pasti ada jalan keluarnya. Terima kasih LMI, You are so precious in my life ( LMI begitu berharga bagi hidupku )

Siswi Piatu di Bangku SD

Siswi Piatu di Bangku SD

Suara riuh rendah menggema di setiap sudut gedung sekolah ketika bell berbunyi. Pelajaran telah usai dan murid-murid bersiap pulang ke rumah masing-masing. SD Negeri Nambangan Lor 1. Di sekolah inilah aku belajar selama enam tahun, menjadi siswi aktif sampai saat ini. Kini aku akan segera memasuki jenjang SMP.

Aku mengayuh sepedaku perlahan menyusuri jalan kecil yang ramai. Hari yang terik, tapi ini bukan hal baru untukku. Kubelokkan sepedaku ke sebuah gang sempit, lalu belok lagi masuk ke gang yang lebih sempit, dan satu belokan lagi ke dalam gang yang sangat sempit di antara jepitan dinding rumah tetanggaku. Aku harus hati-hati supaya tidak tergores dinding. Sesampainya di depan rumah, kutuntun sepedaku turun dari jalan ke halaman rumah yang sempit. Permukaan halaman dan rumahku memang lebih rendah dari jalan yang kulewati tadi. Mungkin sekitar tiga per empat meter.

Aku anak bungsu dari tiga bersaudara. Kedua kakakku tinggal di kota lain. Ibuku sudah lama meninggal. Aku hanya tinggal bersama ayahku di rumah kontrakan ini. Walaupun demikian, aku lebih sering tinggal sendirian di rumah. Ayahku seorang kuli penambangan pasir. Pekerjaan itu membuat ayah sering pulang larut malam. Aku yang harus menjaga dan mengurus rumah. Biasanya ayah pulang sekitar pukul satu dini hari.

Ayah membanting tulang seolah tanpa lelah. Semua itu ia lakukan demi mencukupi kebutuhan kami. Beliau rela bekerja apa saja dan sering berganti-ganti pekerjaan di luar aktivitasnya menambang pasir. Sepulang bekerjapun, ayah juga sering menggantikanku mengerjakan pekerjaan rumah tangga supaya aku bisa belajar. Ayah pasti ingin supaya aku jadi orang sukses.

Kuparkirkan kendaraan satu-satunya milik keluargaku ini di halaman dan segera masuk ke rumah. Sebuah rumah kontrakan semi permanen yang tampak tua dan kumuh, yang hanya memiliki satu buah pintu dan tanpa satupun jendela. Sebagian dindingnya mulai berlumut karena lembab. Atapnya sering bocor di sana-sini ketika hujan. Ayah tak punya uang untuk memperbaikinya. Jadi aku harus bisa mengatasi keadaan ini sendirian jika ayah belum pulang dari bekerja. Terkadang aku ingin bisa berkumpul dengan ibu lagi. Tapi bagaimana mungkin, ibuku telah menghadap Alloh SWT. Aku hanya bisa berdo’a semoga Alloh SWT mengampuni dosa-dosa ibu dan menerima semua amal yang pernah beliau usahakan.

Tas sekolah kuletakkan di tikar plastik yang terhampar di ruang tamu. Kami memang tak punya meja dan kursi. Semua aktivitas kami lakukan di tikar ini. Di sinilah pusat semua kegiatan di rumah. Ruang tamu sekaligus kamar tidur, dapur, ruang makan, ruang belajar, dan banyak lagi. Sebagian barang sengaja kami letakkan di teras atau di halaman karena di dalam rumah sudah sangat sesak. Tak ada yang menyangka kalau yang ada di depan tempat tinggalku adalah teras depan sebuah rumah. Semua orang yang baru melihatnya akan mengira bahwa itu adalah bagian belakang rumah. Orang-orang yang mengunjungiku biasanya sangat kesulitan menemukan jalan menuju rumah ini, dan setelah sampai mereka selalu terkejut. Aku maklum saja, memang beginilah rumah yang kutempati bersama ayah.

Aku tak pernah menyesal dengan keadaan ini. Dari ayah aku belajar banyak hal. Salah satu sikap yang selalu kuperhatikan pada diri ayahku adalah keikhlasannya dalam menerima segala sesuatu tanpa mengeluh, dan terus berjuang untuk menjadi lebih baik. Maka akupun akan terus berusaha untuk memperbaiki keadaan kami. Cara yang harus kutempuh saat ini adalah dengan giat belajar dan meningkatkan prestasiku. Aku akan terus sekolah walau biaya pendidikan saat ini semakin mencekik leher, terutama bagi orang orang sekelas kami.

Aku yakin Alloh akan membantuku jika aku sungguh-sungguh berusaha. Kulakukan tugasku semaksimal mungkin, dan kuserahkan hasilnya pada Yang Maha Kuasa. Kuharap suatu saat aku bisa membuat ayahku bangga. Ayah, orangtuaku satu-satunya yang telah banyak berkorban demi aku dan masa depanku.

***