Minggu, 30 Oktober 2011

Harga Paket Qurban LMI Madiun

A. KAMBING

Peduli>>>>>Rp. 850.000,-

Berbagi>>>>Rp. 950.000,-

Istimewa>>>Rp. 1.100.000,-



B. SAPI

1 ekor Sapi>>>>>>>>>>Rp. 8.000.000,-

Sapi Kolektif (7 Orang)>>@ Rp. 1.150.000,-













.

Sabtu, 29 Oktober 2011

DAERAH PENYALURAN QURBAN LMI CABANG MADIUN

DAERAH PENYALURAN QURBAN LMI CABANG MADIUN


QURBAN YANG CEPAT, TEPAT DAN MANFAAT

Dalam upaya mewujudkan qurban yang cepat, tepat dan manfaat, LMI mempersiapkan relawan qurban di daerah pendistribusian qurban. Cepat bermakna bahwa pola mensurvey kemudian menyalurkan ke daerah yang dituju dilaksanakan secara terpadu. Tepat berarti difokuskan pada desa tertinggal dan terisolir. Manfaat mengandung definisi bahwa diharapkan supaya masyarakat setempat merasakan berkah dari qurban.


Kriteria ini yang dijadikan pedoman LMI Cabang Madiun dalam merealisasikan program “BerBagi Qurban (BBQ)”.


Tahun ini LMI Cabang Madiun menjelajahi desa dan dusun yang berada di Madiun, Ponorogo dan Ngawi dalam mendistribusikan hewan qurban.


PROFIL DAERAH PENDISTRIBUSIAN QURBAN LMI MADIUN.


1.MENEMBUS TANAH TANDUS KECAMATAN PITU KABUPATEN NGAWI

Kecamatan Pitu adalah salah satu kecamatan di wilayah kabupaten Ngawi yang terkenal dengan hutan jatinya dengan kualitas jati yang bagus. Namun kekayaan pohon jati di wilayah ini tidak berdampak pada ekonomi masyarakatnya. Jalan penghubung antar desa mengalami kerusakan parah dan berlubang-lubang. Sepanjang jalan penuh dengan jalan makadam. Ditunjang lagi dengan kondisi tanahnya yang tandus.

Saat musim kemarau masyarakat mengalami kesulitan air, sehingga petani tidak bisa menggarap tanahnya. Masyarakat bermata pencaharian sebagai buruh tani dan pencari ranting kayu jati di hutan sekitar wilayah tersebut. Rumah penduduk pada umumnya berlantai tanah. Kondisi masyarakat dengan taraf hidup yang kekurangan menyebabkan masyarakat disini belum tentu merasakan berkah daging hewan qurban kalau tidak ada kepedulian dari lembaga/donatur dari luar daerah tersebut.

Qurban tahun kemarin LMI Madiun menyalurkan hewan qurban di Ngubalan kecamatan Pitu. Karena hewan qurban yang diberikan di daerah tersebut tidak sesuai dengan penerima hewan qurban, akhirnya satu KK hanya mendapatkan daging qurban satu tusuk sate. Dan ternyata bukan hanya Ngubalan saja yang mengalami kondisi seperti ini, masih ada dusun yang lain di kecamatan Pitu yang bernasib sama seperti Ngubalan.



2.DESA TERTINGGAL DI KECAMATAN JAMBON

Kecamatan Jambon terkenal dengan sebutan kampung idiot. Dua desa yaitu Krebet dan Sidoharjo adalah dua desa yang masyarakatnya banyak terkena keterbelakangan mental akibat kekurangan gizi. Tiwul adalah makanan sehari-hari mereka. Daging hewan seperti kambing dan sapi bukan termasuk makanan yang sering disajikan masyarakat di sana. Rumah berdinding bambu dan berlantai tanah masih banyak ditemui di sana.

Tak hanya kondisi seperti ini saja, qurban tahun yang lalu LMI mengunjungi sebuah dusun terisolir yang bernama Wonopuro, letaknya di ujung bukit pegunungan kapur di kecamatan Jambon. Untuk sampai di dusun tersebut kami harus berjalan kaki sekitar satu jam, karena hanya ada jalan setapak untuk menuju ke sana. Warga yang ingin menikmati pendidikan mulai TK sampai SMA harus turun ke bawah setiap hari. Jangankan pendidikan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga harus menempuh perjalanan satu jam turun ke bawah. Fasilitas ibadah hanya ada satu buah musholla kecil yang kondisinya juga memprihatinkan.

Bukanlah hal yang mudah untuk menyelenggarakan penyembelihan hewan qurban di Wonopuro. Saat LMI melakukan penyembelihan qurban 1431 H, tim dan relawan LMI harus menggendong dan menggiring kambing ke atas bukit. Namun jika kita tidak berbagi hewan qurban di Wonopuro, berkah hewan qurban tidak dirasakan masyarakat setempat.



3.DESA RAWAN GIZI DI KECAMATAN BADEGAN

Dayakan adalah salah satu desa tertinggal di kecamatan Badegan. Wilayah desa ini di kelilingi pegunungan kapur yang tandus. Saat musim kemarau warga kesulitan untuk mendapatkan air, karena tidak semua sumber mata air keluar airnya. Tingkat pendidikan mereka rendah, pada umumnya warga hanya lulusan SD. Kondisi alam yang tandus dan curah hujan yang rendah menyebabkan warga menanami lahan yang ada dengan tanaman jagung dan ketela. Makanan sehari-hari pada umumnya adalah tiwul.

Bagi warga Dayakan daging sapi dan kambing merupakan barang mahal. Kondisi alam yang berbukit dan jalan yang tidak mudah dilalui kendaraan karena terjal membuat ekonomi daerah ini masuk kategori desa tertinggal. Di desa ini juga ditemukan anak-anak kurang gizi sehingga berdampak pada tumbuh kembang mereka dan penyakit yang lainnya.



4.DUKUH KRAMBATAN DESA BATOK KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

Dukuh Krambatan adalah salah satu dukuh yang jadi prioritas LMI Madiun untuk pendistribusian hewan qurban tahun ini. Dukuh yang terletak di lereng gunung Wilis ini sebenarnya tanahnya subur namun karena minim sumber air menjadikan daerah ini hanya mengandalkan hujan untuk pengairannya. Warga yang berprofesi sebagai petani hanya mengandalkan lahan milik Perhutani. Selebihnya mereka berprofesi sebagai pencari kayu di hutan. Rumah berdinding bambu / kulit kayu dan berlantai tanah adalah model rumah yang dimiliki warga di sana. Kondisi ekonomi masyarakat rata-rata di bawah garis kemiskinan.

Maka hal yang tepat bagi LMI Madiun jika mendistribusikan hewan qurbannya di desa ini, dengan alasan daging kambing dan sapi bukan termasuk makanan yang sering disajikan masyarakat di sana.




RENCANA DAERAH PENYALURAN QURBAN 1432 H

A.DAERAH KABUPATEN PONOROGO

1. Dusun jogoragan / Ngunut kecamatan Babadan
2. Dusun Suren Kecamatan Mlarak
3. Dusun Sempu Kecamatan Ngebel
4. Dusun Sahang Kecamatan Ngebel
5. Dusun Totokan Kecamatan Mlarak
6. Dusun Turi Kecamatan Jetis
7. Dusun Kemiri Kecamatan Jenangan
8. Dusun Beton Kecamatan Siman
9. Dusun Madusari Kecamatan Siman
10. Dusun Krebet Kecamatan Jambon
11. Dusun Karangan Kecamatan Badegan
12. Dusun Nglumpang Kecamatan Mlarak
13. Dusun Kauman Kecamatan kauman
14. Dusun Sidomukti/Talun Kecamatan Ngebel
15. Dusun Duri Kecamatan Slahung
16. Dusun Tumpuk Kecamatan Sawoo
17. Dusun Krajan KecamatanNgebel
18. Dusun Karangringin/Talun Kecamatan ngebel
19. Dusun Kasiyan/Talun kecamatan Ngebel
20. Dusun Gondowido Kecamatan Ngebel
21. Dusun Desan/Pintu Kecamatan Babadan
22. Dusun Krajan/Pintu Kecamatan Jenangan
23. Dusun Sidoharjo Kecamatan Jambon
24. Dusun Talok Kecamatan Babadan
25. Dusun Depok/Mrayan Keecamatan Ngrayun
26. Dusun Pelas/Mrayan kecamatan Ngrayun
27. Dusun Pakel/mrayan Kecamatan Ngrayun
28. Dusun Tumpang/Mrayan Kecamatan Ngrayun
29. DusunPetung/Binade Kecamatan Ngrayun
30. Dusun Batu Kecamatan Slahung
31. Dusun Kayu Wayang/Mrayun Kecamatan Ngrayun
32. Dusun Ngadiro/Pintu Kecamatan Jenangan
33. Dusun Paringan Kecamatan Jenangan
34. Dusun Mrican kecamatan Jenangan
35. Dusun Gang Doro/Pintu Kecamatan Jenangan
36. Dusun Dayakan Kecamatan Badegan
37. Dusun Karangsengon Kecamatan Badegan
38. Dusun Poh Ijo Kecamatan Sampang
39. Dusun Lengkong Kecamatan Sukorejo
40. Dusun Patihan Wetan Kecamatan Babadan
41. Dusun Sidowayah Kecamatam Jambon



B.KABUPATEN NGAWI

1. Dusun Ngubalan/Banjar banggi Kecamatan Pitu
2. Dusun Sidorejo Kecamatan Kendal
3. Dusun Gunting/Dempel Kecamatan Geneng
4. Dusun Kraseman Kecamatan Geneng
5. Dusun Satreyan/Tepas kecamatan Geneng
6. Dusun Klitik Kecamatan Geneng



C.KABUPATEN MADIUN

1. Dusun Bringin / Sebayi Kecamatan Gemarang
2. Dusun Nampu Kecamatan Gemarang
3. Dusun Kambatan / Batok Kecamatan Gemarang
4. Dusun Matokan / Durenan Kecamatan Gemarang
5. Dusun Petung / Nampu Kecamatan Gemarang
6. Dusun Sambiroto / Nampu Kecamatan Gemarang
7. Dusun Kedunglumbu / Sugihwaras Kecamatan Saradan
8. Dusun Wadukan Sugihwaras kecamatan Saradan
9. Dusun Purworejo / Pulung Kecamatan Saradan
10. Dusun Kalimati / Bener kecamatan Saradan
11. Dusun Sempol / Klangon Kecamatan Saradan
12. Dusun Sukoreja Kecamatan Saradan
13. Dusun Jambangan / Sugihwaras Kecamatan Saradan
14. Dusun Purworejo / Bener
15. Dusun Rowaru / Sumberbendo Kecamatan Saradan
16. Dusun Bener / Bener Kecamatan Saradan
17. Dusun Mborok / Bener Kecamatan Saradan
18. Dusun Siwalan / Bener Kecamatan Saradan
19. Dusun Kedungdang / Bener Kecamatan Saradan
20. Dusun Mboto / Bener Kecamatan Saradan
21. Dusun Kebondalem Kecamatan Dolopo
22. Dusun Dewan / Rejosari Kecamatan Sawahan
23. Dusun Rejosari Kecamatan Kebonsari
24. Dusun Bakalan /Wayut Kecamatan Jiwan
25. Dusun Tapelan Kecamatan Balerejo
26. Dusun Krajan / Bantengan Kecamatan Wungu
27. Dusun Luworo Kecamatan Pilangkenceng
28. Dusun Gandul Kecamatan Pilangkenceng
29. Dusun Duren Kecamatan Pilangkenceng
30. Dusun Kedungrejo Kecamatan Pilangrejo
31. Dusun Mojopurno Kecamatan Wungu
32. Dusun Karangrejo Kecamatan Wungu
33. Dusun Nglanduk Kecamatan Wungu
34. Dusun Bodag Kecamatan Kare
35. Dusun Srampangmojo / Nampu Kecamatan Gemarang
36. Dusun Nglanduk Watulesung Kecamatan Wungu
37. Dusun Bolo Kecamatan Kare
38. Dusun Kepel Kecamatan Kare
39. SMPN 3 Kare
40. Dusun Morang / Morang Kecamatan Kare
41. Dusun Kuwiran Kecamatan Kare
42. Dusun Slaji / Randualas Kecamatan Kare
43. Dusun Sedoro / Tanjungrejo Kecamatan Madiun



D.KOTA MADIUN

1. Kelurahan Patihan
2. Kelurahan Ngegong
3. Kelurahan Nambangan kidul
4. Kelurahan Nambangan lor
5. Kelurahan Pangongangan
6. Kelurahan Winongo
7. Kelurahan Manguharjo
8. Kelurahan Patihan
9. Kelurahan Sogaten
10. Kelurahan Tawang rejo

Foto daerah penyaluran Qurban tahun 2011












































Hati dan Ginjal Rusak : “ Kuharap Mukjizat-NYA”

“ Kuharap Mukjizat-NYA”

Sudah seminggu lebih bu Saliyem dirawat di RSUD dr. Soedono. Tepatnya senin, 17 Oktober 2011 beliau dibawa dari Paron Ngawi dengan ambulance menuju RSUD dr. Soedono oleh LMI Madiun untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan lebih lanjut, setelah 3 tahun lamanya menahan sakit tanpa pengobatan apapun. Diagnosa awal saat pertama kali ditangani tim medis RSUD Dr. Soedono, beliau menderita Albumin, hingga menyebabkan pembengkakan di perutnya.

Cairan yang ada dalam perut dikeluarkan hingga mencapai 3 botol Aqua besar. Menjalani rawat inap adalah solusi terbaik bagi bu Saliyem untuk mengetahui penyakit beliau yang sebenarnya. Setelah menjalani pemeriksaan Laboratorium dan USG, akhirnya baru diketahui bahwa ginjal dan hati beliau sudah rusak. Tindakan operasi pun belum bisa menjamin beliau sembuh.

Meskipun penyakit beliau seperti itu, tidak mengurangi semangat bu Saliyem untuk tetap sembuh. Beliau masih terus berharap untuk mendapatkan mukjizat dari Alloh untuk bisa sembuh. Begitulah harapan bu Saliyem yang disampaikan saat LMI menyerahkan bantuan dari donatur. Beliau mengucapkan terima kasih kepada para donatur dan mohon doa nya agar beliau mendapatkan kesembuhan. Amin

Foto Bu Saliyem di RS


Rabu, 19 Oktober 2011

”Mas,..Mbak.. aku ingin sembuh”

Hari-harinya ia lewati di pembaringan.Pembaringan tanpa kasur,hanya beralaskan tikar menjadikan kondisi ibu 3 anak ini semakin memilukan bagi mereka yang melihatnya.Ibu Saliyem warga dusun Ngasihan RT 07 RW 01 desa kedung putri kecamatan paron ngawi hanya bisa tergolek tak berdaya dengan penyakit yang dideritanya. Nafas tersengal-sengal kala tim LMI mengajaknya bicara menunjukkan bahwa saluran pernafasan beliau turut terganggu akibat semakin membesarnya benjolan di perut beliau. Bu Saliyem harus menerima kenyataan mengalami pembesaran di perutnya sejak 4 tahun yang lalu.

Saat ditemui LMI di rumahnya,Ibunda Bu Saliyem dan kader posyandu yang bernama Bu Wagini menceritakan mulainya penyakit ini muncul. Ia menuturkan bahwa 4 tahun lalu sepulang Ibu Saliyem bekerja di Jakarta mulai muncul benjolan di perutnya. Sebagai orang awam yang tidak faham kesehatan dan ditunjang dengan kondisi ekonomi yang jauh dari cukup membuat beliau mengabaikan kondisi ini. Benjolan ini semakin lama semakin membesar seperti bola.

Saat staf LMI memegang dan melihat perut beliau,sepertinya didalam perut beliau berisi cairan.Hingga saat ini belum ada diagnosa beliau menderita penyakit apa. Berdasarkan penuturan Bu Wagini kader posyandu di dusun tersebut, Bu Saliyem pernah dibawa ke RSUD di Ngawi, bahkan Bu Saliyem harus menjalani rawat inap. Namun selama 5 hari menjalani rawat inap, tidak ada tindakan lebih lanjut dari pihak rumah sakit. Akhirnya Bu Saliyem memutuskan untuk pulang, karena masalah biaya.

Ibu 3 anak ini sudah lama ditinggal pergi suaminya,hingga sekarang beliau tidak tahu keberadaan sang suami. Ketiga anaknya yang sudah dewasa juga tidak pernah pulang kerumah. Saat ini beliau hanya ditemani sang ibu yang berusia sekitar 70 tahun. Rumah berdinding bambu berlantaikan tanah tanpa terlihat pembatas ruang dan hanya dipan kecil di dalam rumah tersebut, menunjukkan potret kemiskinan keluarga Bu saliyem.

Kesakitan yang luar biasa sering Bu Saliyem alami, dan kami melihat sendiri saat beliau sedang kambuh. Beliau merasakan sakit dipinggangnya, perutnya menjadi keras dan nafasnya tersengal-sengal. Kesakitan seperi ini hampir tiap hari beliau rasakan.

”Mas,..Mbak.. aku ingin sembuh” begitulah ucapan yang keluar dari bibir beliau.

Saat kami tanyakan ke Bu Wagini sebagai kader posyandu di dusun tersebut, apakah sudah melapor ke instansi terkait. Jawabannya,sudah tapi tidak ada respon. Bahkan beliau berusaha mengundang media cetak dan media televisi agar derita beliau bisa diekspose.

”Sebenarnya Indosiar, JTV, RCTI, Jawa Pos sudah memuat berita Bu Saliyem, tapi hingga sekarang belum ada tindakan,”kata Bu Wagini.

Pembaca yang Budiman akankah kita biarkan begitu saja penderitaan Bu Saliyem. Beliau adalah Saudara kita sesama muslim yang butuh uluran tangan kita. Saat LMI menyerahkan bantuan, untaian doa terus keluar dari bibir beliau diiringi ucapan istighfar yang terus didengungkan Bu Saliyem saat penyakit beliau kambuh.