Jumat, 22 Juli 2011

Penuturan Penerima Bantuan Modal



“Alhamdulillah... hidup saya sekarang lebih baik, hati saya lebih tenang,” kata seorang pria setengah baya yang tengah duduk di sebuah bangku kecil sambil merapikan tempe-tempe mentah di atas meja ruang tamu. Ia adalah salah satu penerima manfaat dari LMI Madiun. Beliau pernah mengajukan permohonan bantuan modal untuk usahanya. Tadinya baliau adalah seorang tukang becak dan istrinya penjual nasi pecel. Rupanya hasil usaha tersebut belum cukup membantu. Mereka masih saja hidup kekurangan. Sekarang jasa becak memang kurang begitu diminati, penjual nasi pecelpun juga sudah menjamur di setiap penjuru kota hingga kabupaten. Dagangan nasi pecel sering tidak laris, begitupun jasa becaknya.





Pria ini kemudian memikirkan peluang usaha yang lain. Dengan bantuan modal dari LMI, beliau bersama isterinya mengelola warung wedang ronde. Warung tersebut buka mulai sore hari di pinggir jalan Asahan. Beliau dan istrinya memulai persiapan pada pukul tiga sore dengan memasak semua bahan dagangan di rumah. Setelah semua matang, barulah tenda didirikan dan menu minuman hangat seperti wedang ronde, cemoe, dan kopi susu beserta aneka macam gorengan disajikan. Beliau mengaku bahwa hasil penjualan dari warung ronde tersebut jauh lebih baik daripada hasil penjualan nasi pecel walaupun sudah digabung dari hasil penarikan becak.





Di ruang tamu, selain terdapat beberapa peralatan minum, kursi plastik untuk pembeli, dan bahan baku gorengan, ada sebuah meja yang cukup lebar dan berkaki pendek. Meja ini baru setengah jadi dan disandarkan di dinding rumah. “Saya ingin mengembangkan usaha ini. Mungkin nanti saya perlu blue gas untuk warung saya supaya bisa masak langsung di sana. Rencananya saya akan buat warung lesehan dengan menyewa tempat cuci motor di pinggir jalan. Kalau sore kan cuci motornya tutup, jadi mau saya sewa harian. Itu mejanya sudah saya siapkan (sambil menunjuk meja berkaki pendek),” tuturnya. Beliau melanjutkan, “Saya sekarang sudah tidak kekurangan lagi. Dulu saya tidak punya apa-apa. Sekarang paling tidak saya punya kursi.” Beliau tersenyum.





“Dulu untuk makan saja saya masih dibantu oleh anak, sekarang saya bisa membantu makan orang. Tapi saya belum bisa menabung karena semuanya serba cukup. Kadang kalau ada uang lebih, sepuluh ribu saja, akan saya sisihkan untuk LMI. Saya ingin mengembalikan bantuan modal yang dulu saya terima dari LMI. Terima kasih saya kepada para donatur, sekarang hidup saya sudah lebih baik. Saya bisa bernafas dengan lega. Terima kasih...”





Tidak ada komentar:

Posting Komentar