Kamis, 21 Mei 2009

BANTUAN SEPEDA UNTUK NILA

Ahad, 17 Mei 2009 staff beserta kepala cabang LMI Madiun kembali meluncur ke Kare, Gemarang dan Saradan untuk menyalurkan program beasiswa dan santunan khusus pada Nila.

Tujuh puluh lima anak kurang mampu dan sepuluh anak yatim yang tinggal di tiga tempat tersebut menjadi bagian dari anak asuh LMI. Kehidupan keluarga mereka yang berada di garis kemiskinan menjadikan alasan LMI Madiun memberikan beasiswa untuk membantu keperluan sekolahnya.

Kare adalah tempat yang pertama kali kami datangi. Dengan diantar relawan LMI yang tinggal di Kare, kami menyerahkan sebuah sepeda kepada Nila. Sepeda yang berikan pada Nila adalah salah satu bentuk kepedulian salah seorang donatur LMI yang tidak mau dipublikasikan namanya. Meskipun kondisi ekonomi sang donatur ini pas-pasan, namun tidak menghalangi niatnya untuk membantu orang lain.

Karena dari Madiun kedua roda sepeda kami lepas, sesampainya di rumah Nila kedua roda kembali kami pasang. Pak Miftah selaku kepala cabang menyerahkan bantuan sepeda kepada Nila dan Bu Miati. Di saat menerima bantuan tersebut bu Miati tidak bisa menahan rasa haru. Air mata beliau menetes terus membasahi pipinya, sampai-sampai tak sepatah katapun bisa keluar dari bibirnya.

Nila si gadis kecil yang imut-imut nampak gembira mendapatkan sebuah sepeda yang selama ini begitu dia dambakan. Selama ini Nila baru bisa bersepeda jika dipinjami teman-temannya. Ucapan terima kasih disampaikan bu Miati pada donaturnya yang telah memberinya sepeda, semoga amalnya dibalas dengan yang lebih besar.

Selain mengantarkan sepeda untuk Nila, LMI Madiun juga menyerahkan beasiswa rutin tiap bulan pada 25 anak SD yang kurang mampu dan santunan yatim sebanyak 10 anak melalui relawan LMI yang tinggal di Kare.

Dari Kare kami meneruskan perjalanan menuju Gemarang. Di kecamatan Gemarang tim LMI mengunjungi salah satu anak penerima beasiswa LMI. Rumah yang masih berdinding bambu dan berlantai tanah dengan penerangan listrik yang masih menyalur dari tetangga adalah tempat tinggal keluarga ini

Mata pencaharian sebagai buruh tani dan pencari kayu di hutan menjadikan keluarga ini harus hidup sangat sederhana. Seperangkat kursi yang sudah usang adalah satu-satunya perabot yang mereka miliki.

Meskipun keluarga ini baru memiliki satu orang anak yang masih duduk di TK namun mereka sudah merasakan beratnya beban ekonomi. Penghasilan yang tidak menentu membuat kehidupan keluarga ini jauh dari cukup.

Di Gemarang LMI Madiun juga menyerahkan beasiswa untuk 25 anak SD melalui relawan LMI.

Perjalanan kami lanjutkan ke kecamatan Saradan kali ini kami mengunjungi kediaman Arum salah satu penerima beasiswa LMI di Saradan. Arum yang saat ini duduk di kelas 5 mempunyai cita-cita ingin bersekolah sampai perguruan tinggi. Kondisi rumah yang masih berlantai tanah dan berdinding bambu menunjukkan bahwa keluarga ini termasuk keluarga tidak mampu.

Penghasilan sang ayah yang bekerja sebagai kuli bangunan tentu saja tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga ini dengan layak. Apalagi sang istri memiliki penyakit diabetes. Setiap bulan ibunda Arum harus kontrol dokter dan menebus resep yang tidak murah untuk mengobati penyakitnya.

Setiap hari beliau harus mengkonsumsi obat dari dokter, jika tidak ingin penyakitnya bertambah parah. Kadar gula yang tinggi dan beban pikiran yang berat adalah pemicu kambuhnya penyakit yang dialaminya.

Potret kehidupan di Kare, Gemarang dan Saradan yang seperti di atas yang membuat tim LMI menyalurkan program-programnya agar tepat sasaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar