Sabtu, 14 Maret 2009

BANTUAN LMI MADIUN KEPADA KELUARGA IBU LILIK


BANTUAN LMI MADIUN KEPADA KELUARGA IBU LILIK
DI JALAN GAJAH MADA

Dua tahun yang lalu ibu Lilik ditinggal pergi suaminya untuk selama-lamanya setelah menderita sakit. Dengan meninggalkan empat orang anak yang masih kecil-kecil dan tanpa pekerjaan tetap beliau harus menggantikan posisi sang suami sebagai tulang punggung keluarga. Tiga orang anaknya memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk keperluan sekolah. Putra pertama duduk di kelas satu SMP, yang kedua dan ketiga duduk di bangsa SD dan TK.

Beliau bersama keempat putranya tinggal di sebuah rumah yang belum menjadi milik sendiri. Tanah yang menjadi tempat berdirinya rumah beliau statusnya tanah bebas yang sewaktu-waktu pemerintah bisa menggusur keluarga tersebut. Sebelum meninggal suaminya masih sempat membangunkan sebuah rumah di tanah tersebut, meskipun belum selesai (tembok belum diplester, lantai masih berupa tanah serta belum ada sekat-sekat kamar) namun kondisi rumah yang seperti itu bisa dipakai untuk berlindung dari panas dan hujan bagi keluarga tersebut.

Dulu sebelum ada rumah tersebut, keluarga bu Lilik tinggal di rumah semi permanan (samping rumah yang sekarang ditinggalinya) yang letaknya disamping aliran sungai yang setiap tahun banjir. Untuk biaya hidup dan biaya sekolah putranya, setiap hari beliau jualan mainan anak-anak di depan sekolahan. Hasil jualannya harus gali lubang tutup lubang. Untuk menambah pemasukan terkadang beliau harus jadi buruh cuci dan setrika di tetangganya. Namun sering beliau harus menolak tawaran nyuci dan setrika karena putra beliau yang keempat masih usia satu tahun.

Yang begitu menarik dari keluarga bu Lilik adalah semangat putri pertamanya yang ingin tetap sekolah terus meskipun himpitan ekonomi dialami ibunya. “Saya ingin sekolah sampai SMA, habis itu kerja bisa bantu ibu menyekolahkan adik-adik, saya juga ingin bantu ibu cari uang sambil sekolah biar ibu nggak terlalu capek kerja.” Kata putrinya yang sekolah di SMPN 9.

Saat LMI berkunjung di rumah beliau kami tidak menemukan perabotan yang lengkap. Di rumah itu hanya ada satu dipan, satu almari, dan satu TV kecil peninggalan suami bu Lilik. Kamipun harus duduk di atas dingklek kecil yang sebenarnya hanya layak untuk duduk anak kecil. Beliau berterima kasih pada LMI yang telah memberikan beasiswa pada dua putrinya, serta santunan tiap bulan untuk membantu kebutuhan sehari-hari.
FOTO-FOTO TERKAIT KLIK DI SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar