Rabu, 11 Februari 2009

SANTUNAN KESEHATAN LMI MADIUN


SANTUNAN PERAWATAN REMAJA DENGAN ANUS BUATAN

MADIUN, LEMBAGA MANAJEMEN INFAQ (LMI) 10 Februari 2009. Kasus Ukkin yang mengalami kelainan fisik tanpa memiliki anus merupakan bawaan sejak lahir. Kondisi sang anak yang seperti itu membuat orangtua Ukkin yaitu Ibu Bibit dan Pak Su begitu prihatin apalagi keluarga tersebut termasuk keluarga tidak mampu. Pak Su yang berprofesi sebagai tukang becak sedangkan ibu Bibit bekerja menjadi pembantu rumahtangga pocokan/ lepas dengan 6 orang anak membuat beban hidup mereka tidak ringan apalagi kondisi Ukkin yang memiliki kelainan bawaan membuat ekonomi mereka semakin sulit. Sebagai orangtua melihat putranya yang mengalami gangguan kesehatan tentu saja berusaha mencari jalan agar putranya bisa normal seperti anak-anak lainnya.

Alhamdulillah beliau dapat mengusahakan operasi putranya meskipun harus hutang kesana kemari di rumah sakit Dr Sutomo..Pelaksanaan operasi anus berlangsung saat Ukkin berusia 2 bulan. Oleh tim dokter rumah sakit Dr Sutomo Ukkin dibikinkan anus buatan.

Namun operasi tersebut belum menyelesaikan masalah Ukkin. Akhirnya Ukkin harus mengalami operasi untuk yang kedua kalinya saat dia berusia 10 tahun . Ukkin kembali ditangani tim medis dari rumah sakit Dr Sutomo, Ukkin dibuatkan anus buatan di area anus yang asli. Setelah operasi selesai Ukkin tetap menjalani rawat jalan hingga sekarang ke rumah sakit Dr Sutomo setiap bulan sekali untuk mengganti mur/alat di anus buatannya.

Meskipun biaya kontrol gratis namun perlu biaya perjalanan ke Surabaya dan tambahan gizi untuk menjaga kesehatannya.Karena kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan (sering timbul bau tidak sedap saat berada disekolah), membuat rasa tidak nyaman saat belajar disekolah akhirnya setelah lulus dari SD Ukkin tidak melanjutkan sekolah meskipun dia diterima di SMPN 10.

”Saya nggak mau disebut pengangguran, saya ingin membantu orangtua saya dengan bekerja apasaja yang penting halal ” katanya.

Saat ini yang bisa dia lakukan membantu kedua orangtuanya saat pak Su dan Bu Bibit bekerja. Kadang terlihat dia membantu bapaknya mencari cacing untuk dijual sering juga staff LMI melihat Ukkin membantu ibunya di LMI sebagai tenaga kebersihan.

Beliau berdua ternyata sudah menyiapkan Ukkin untuk menjadi anak mandiri, mengingat usia pak Su dan bu Bibit sudah memasuki 50 tahun lebih. Beliau tidak ingin buah hatinya terlantar bila sewaktu-waktu sang maut menjemput mereka berdua. Bahkan beliau menitipkan pada LMI agar Ukkin bisa dibimbing LMI jadi anak yang baik.

Kehidupan yang penuh dengan cobaan dan kondisi ekonomi yang harus gali lubang tutup lubang tidak menyurutkan semangat hidup beliau berdua untuk selalu bekerja keras demi masa depan ketiga anaknya yang masih menjadi tanggungan beliau.

Resep hidup pak Su dan bu Bibit untuk tetap semangat menjalani hidup apapun kondisinya dengan kerja keras, halal, jujur dan sabar. Ada keinginan bu Bibit yang pernah disampaikan pada bu Yuli (Kepala Divisi Program LMI) beliau ingin belajar Islam. ”Saya ingin sholat, anak saya minta tolong diajari ngaji” Itu salah satu keinginannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar