Jumat, 13 Agustus 2010

LMI Bantu Daftar Ulang Masuk SMP dan SMA



LMI Bantu Daftar Ulang Masuk SMP dan SMA



“Pusing bu mikirin harus bayar sekian ratus ribu daftar ulang anak saya. Inginnya anak saya bias sekolah setinggi tingginya, tapi kalau biaya pendidikan mahal, bisa-bisa anak saya putus sekolah.” Itulah realita yang muncul dari orang tua siswa baru SMP dan SMA. Mereka adalah bagian dari masyarakat ekonomi tidak mampu.



Kasus seperti ini sering hadir di kantor LMI Madiun. Di bulan Juli 2010, ada sekitar 25 siswa yang mendatangi LMI untuk pengajuan bantuandaftar ulang masuk SMP dan SMA. Kami tidak mungkin mmenceritakan satu persatu kasus mereka, yang terpenting semangat mereka untuk tetap sekolah di tengah-tengah kesulitan ekonomi orang tua patut diacungi jempol.



Ummul adalah salahsatu siswi penerima bantuan daftar ulang LMI lewat program “Ayo Sekolah”. Setelah sempat setahun berhenti sekolah dan bekerja mengadu nasib sebagai pembantu rumah tangga di Madiun (asalnya dari kecamatan Jambon Ponorogo), dia meminta ijin majikannya untuk sekolah lagi. Atas dukungan majikannya dan kemauan yang besar untuk sekolah lagi, Ummul akhirnya diterima disalahsatu SMKN favorit di Madiun. “Saya ingin mengubah keadaan keluarga saya, saya nggak ingin jadi pembantu rumah tangga terus,” katanya kepada LMI.



Begitu pula dengan Arie yang berasala dari keluarga tidak mampu. Sejak kecil dia sudah ditinggal pergi bapaknya. Sementara ibunya hanyalah seorang pembantu rumah tangga yang harus menghidupi kedua anaknay. Sang kakak baru saja lulus dari salahsatu SMKN di Madiun, namun karena belum bisa melunasi biaya administrasi sekolahnya, ijazahnya masih ditahan. Sehingga saat ini sang kakak hanya bisa kerja seadanya. Ibunda Arie sebenarnya sudah tidak ingin menyekolahkan Arie ke SMP, karena tidak ada biaya.



”Buk, biar saja anak saya lulus SD saja, saya dapat uang darimana untuk bayar seragam dan beli buku! Sedangkan anak saya yang satu juga belum nebus ijazah,” kata beliau pada LMI. Kepada kedua anak tersebut, LMI Madiun memberikan bantuan uang daftar ulang yang langsung kami serahkan di sekolah mereka masing-masing agar mereka tidak putus sekolah. Semoga 2 kasus di atas semakin membukakan mata hati kita untuk peduli dan bekerja sama meringankan beban mereka.







***LMI***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar