Jumat, 13 Agustus 2010

Wonopuro Daerah Terisolir di Jambon Ponorogo


Wonopuro adalah salah satu nama tempat yang terletak di bukit Rejekwesi. Tempat ini termasuk wilayah dusun Sidowayah desa Sidoarjo kecamatan Ponorogo. Karena tempatnya terpencil Wonopuro termasuk salah satu daerah terisolir yang ada di Ponorogo. Untuk menuju ke Wonopuro hanya bisa lewat satu jlan yang berupa jalan setapak yang masih berupa macadam. Sebenarnya jalan ini bisa dilewati sepeda motor tetapi tidak semua orang bisa melewatiny. Wonopuro hanya memiliki 38 kepela keluarga dengan mata pencaharian penduduk sebagai buruh tani. Letak Wonopuro yang terisolir dengan tingkat ekonomi yang rendah menjadikan lingkungan Wonopuro termasuk dareah tertinggal.


Ketika tim LMI berkunjung ke Wonopuro pada hari Sabtu, (01/05) kami harus berjalan kaki hampir satu jam untuk sampai disana. Perjlanan yang kami tempuh sekitar 5 km dari bawah bukit. Dengan susah payah akhirnya tim LMI sampai juga di lokasi. Di tempat ini kami sempat mengunjungi satu-satunya sumber air yang dijadikan penduduk untuk mengambil air minum. Hampir sebagain besar rumah penduduk yang tinggal di sana berlantai tanah berdinding bambu, tidak kami temukan rumah permanent berdinding tembok. Setiap hari anak-anak Sd harus berjalan kaki hingga 5 km untuk sampai ke sekolah mereka yang berada di bawah bukit. Saat pulangpun mereka harus berjalan kaki kembali selama satu jam untuk sampai ke rumah. Sepulang sekolah mereka harus membantu orangtua mencari rumput untuk pakan ternak peliharaan mereka. Pakaian yang mereka kenakan tampak usang dan lusuh. Untuk melanjutkan SMP mereka harus meninggalkan tempat tinggalnya karena disana tidak ada SMP terdekat. Penduduk Wonopuro sampai saat ini belum bisa menikmati penerangan listrik. Dulu arga pernah menggunakan diesel untuk penerangan, namun karena harga solar mahal warga kembali menikmati malam hari dalam suasana gelap gulita.


Di wonopuro LMI Cabang Madiun memberikan uang saku
kepada 20 anak sekolah warga Wonopuro. Dengan wajah polos mereka menerima dan mengucapkan terimakasih kepada kami. “Ini untuk sangu sekolah saya besok ya bu…, biar aku bisa beli jajan buat perjalanan pulang,” kata mereka. Meskipun kondisi mereka seperti itu, namun semangat mereka untuk belajar dan sekolah patut diacungi jempol. Akankah kita masih menutup mata dan telinga untuk membantu saudara-saudara kita yang ada di sana ??? salurkan kepedulian anda lewat “Program Peduli Daerah Tertinggal” bersama LMI cabang Madiun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar