Rabu, 16 September 2009

USIAKU 10 TAHUN, 3 BULAN LAGI AKU AKAN MENINGGAL

EKA BOCAH YATIM PENDERITA LEUKIMIA

Awalnya dikira sakit panas biasa seperti pada umumnya diderita anak-anak seusia Eka. Namun setelah satu minggu lebih diobati dengan obat penurun panas tidak sembuh-sembuh, keluarga Eka mulai khawatir dengan kesehatan Eka. Akhirnya dibawalah sang anak ke dokter untuk mengetahui penyakitnya.

Setelah di cek di laboratorium akhirnya Eka dinyatakan menderita sakit Leukimia. Diagnosa dokter tentu saja mengejutkan keluarga Eka. Yang membebani keluarga tersebut adalah masalah biaya pengobatannya. Satu minggu lebih Eka harus dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.

Saat LMI mengunjungi Eka untuk memberikan bantuan, tampak sekali gambaran kehidupan keluarga yang jauh dari cukup. Rumah tua yang disekat-sekat dengan triplek untuk dijadikan kamar adalah salah satu bukti kesederhanaan mereka. Di dalam rumah tidak ada perabotan mahal, yang ada hanya beberapa buah kursi yang sudah usang.

Di rumah itu Eka tinggal bersama nenek dan bibinya. Eka adalah seorang anak yatim yang ditinggal ayahnya sejak kecil akibat sakit liver yang dideritanya. Sementara sang ibu yang mengalami depresi tidak bisa merawatnya dengan baik.

Sejak kecil Eka dan kedua kakaknya dirawat bibinya / adik ayahnya, yang juga berstatus janda dengan dua anak yang sudah beranjak dewasa. Kondisi ibu kandung Eka yang seperti itu membuat beliau tidak mudah diajak komunikasi / sering linglung.

Namun sang ibu masih ada kemauan untuk bekerja di sebuah perusahaan roti dengan gaji Rp. 10.000,- per hari untuk sedikit menambah income keluarga tersebut. Saat ini yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga adalah bibi Eka yang bekerja di salah satu konveksi. Beliau harus menaggung seluruh anggota keluarga.

Karena alasan ekonomi menjadikan kedua kakak Eka tidak bisa bersekolah lagi. Kakak pertama baru lulus SMP dua tahun yang lalu dan sekarang bekerja sebagai pelayan toko di Surabaya. Sang kakak sebenarnya ingin sekali melanjutkan ke SMK, namun apa daya keluarga tidak mampu membiayainya. Hingga saat ini keinginan untuk bersekolah lagi masih tetap ada.

Sementara kakak kedua harus drop out saat duduk di kelas VI karena biaya sekolah dan kurang lancar dalam membaca akibat tidak ada bimbingan dari keluarga saat belajar.

Ketika LMI berbincang-bincang dengan kakak kedua Eka ternyata dia masih punya keinginan untuk kembali lagi bisa bersekolah. Akhirnya kami berjanji akan membantunya agar bisa lancar membaca dengan memberinya bimbingan belajar di rumahnya ( karena tidak mungkin kakak Eka kalau harus dating ke rumah pintar LMI, karena keluarga tersebut tidak memiliki sepeda ).


Beban hidup keluarga Eka semakin bertambah dengan adanya penyakit Leukimia yang diderita Eka. Sekali membeli obat, mereka harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 600.000,- , beban lagi biaya ke dokter.

Meskipun diagnosa dokter menyatakan bahwa hidup Eka tinggal 3 bulan lagi, namun keluarga tersebut masih tetap berharap adanya mukjizat dari Alloh bahwa Eka bisa sembuh.

Dengan penuh kesabaran dan ketelatenan bibi Eka merawat dan melindunginya. Setiap malam beliau harus menggendongnya karena rengekan Eka yang meminta digendong saat penyakit tersebut kambuh. Suhu badan panas, perut kembung, badan nyeri semua adalah derita yang harus dialami Eka setiap hari.

Eka yang dulu adalah seorang gadis kecil yang lincah, rajin sekolah sudah dua bulan ini tidak bisa bersekolah lagi dan tidak bisa bermain-main dengan teman-teman sepermainannya. Dia harus menanggung derita tersebut diusianya yang kesepuluh tahun.

Semoga kisah ini bisa menggugah kita untuk bisa membantu keluarga tersebut khususnya Eka dan kedua kakaknya yang masih punya keinginan bersekolah lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar