Kamis, 23 Juni 2011

AKHIRNYA KELUARGAKU UTUH

AKHIRNYA KELUARGAKU UTUH

Tahukah siapa aku..? Aku mungkin hanya seorang bocah kecil yang dilahirkan ke dunia ini pada tanggal 23 Oktober 2002 yang lalu. Tapi aku tidak lahir sendirian karena aku punya saudara kembar. Kini kami sudah duduk di kelas dua SD di desa Munggut. Kami dua bersaudara, tapi kami tidak selalu bersama seperti kebanyakan saudara kembar lainnya. Karena keadaan kami berbeda dengan kebanyakan orang.

Aku dan kakak kembarku terlahir dari ibu yang bisu dan tuli. Ayahku juga mempunyai kondisi yang sama dengan ibuku, yaitu bisu dan tuli. Karena keterbatasan orang tuaku, aku dan kakak kembarku dipisah. Kakak kembarku tetap tinggal bersama ayah dan ibu, sementara aku sejak kecil diasuh oleh bu dhe. Alhamdulillah segala keterbatasan yang ada pada keluargaku tidak mempengaruhi fisik kami. Tapi tetap saja keterbatasan ekonomi menyebabkan kami kurang mendapatkan perhatian. Tentu saja sebagai anak kami ingin sekali mendapat perhatian yang cukup. Tapi kami tahu ayah dan ibu sudah cukup kepayahan bekerja.

Ayahku bekerja sebagai tukang becak. Dengan kondisinya yang demikian tentu banyak hambatan untuk menjalankan kewajibannya. Tapi rupanya ayahku tidak menyerah. Beliau terus bekerja membanting tulang demi mencukupi kebutuhan keluarga. Aku tak tahu bagaimana ayah akan berkomunikasi dengan banyak orang terutama orang-orang yang hendak menggunakan jasa becaknya, tapi aku yakin ayah sudah punya cara ‘khusus’ untuk itu. Sedangkan ibuku bekerja sebagai buruh-buruh. Aku tak tahu berapa yang bisa diperoleh dari pekerjaan itu, tapi kurasa orang lain bisa menebaknya.

Bu dhe yang mengasuhku tak jauh berbeda. Beliau juga bekerja sebagai buruh-buruh seperti ibuku. Kini aku tidak lagi terpisah dari keluargaku yang sesungguhnya. Aku tak begitu ingat bagaimana awalnya, kini kami sekeluarga berkumpul lagi menjadi satu. Ayah, ibu, dan kakak kembarku sekarang tinggal bersamaku di rumah bu dhe. Aku merasa keluargaku kembali utuh.

Tiap bulan aku dan kakak kembarku datang ke kantor LMI Cabang Madiun untuk menerima santunan beasiswa untuk anak-anak kurang mampu. Ayahku juga rutin menerima santunan khusus tukang becak dari LMI. Alhamdulillah, semoga ini bisa meringankan beban ayah dan ibu. Terima kasih para donator LMI, semoga Alloh SWT mengganti setiap sedekah yang Bapak/Ibu donator berikan dengan yang lebih banyak lagi dan berlipat ganda. Semoga amal Bapak/Ibu donator bisa mempermudah langkah meraih surga. Amiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar