Kamis, 23 Juni 2011

Aku Ingin Membanggakan Orang Tuaku

Aku Ingin Membanggakan Orang Tuaku


Namaku Fian (nama samaran). Aku anak kedua dari dua bersaudara. Aku tinggal di sebuah rumah sederhana di Pilangbango bersama ibuku. Ayahku meninggal saat aku masih sekolah di Taman Kanak-kanak. Sedangkan kakakku tinggal di rumah istrinya di Magetan. Kadang jika libur kakak pulang untuk menemaniku dan ibu. Tapi kakak tidak bisa membantu untuk kehidupan dan sekolahku karena ia hanya mampu untuk mencukupi kebutuhan anak dan istrinya saja.

Kini aku sudah duduk di bangku SMP. Kehidupan kami sangat sederhana. Sehari-hari kami makan apa adanya. Jika ada uang, terkadang aku makan dua kali sehari. Tetapi jika tidak ada uang aku biasa makan sekali saja dalam sehari, bahkan bisa juga tidak makan sama sekali. Semua itu karena kondisi perekonomian kami yang sangat labil. Keadaan terasa lebih sulit karena ibuku sekarang tidak bekerja. Sebelumnya ibu bekerja di produsen sate Ponorogo. Sekarang produsen sate tersebut tidak berjualan lagi sehingga ibuku diliburkan dan terpaksa tidak bekerja. Ibuku bingung bagaimana harus mencari nafkah untuk menghidupiku. Ibu ingin sekali berjualan sayuran di rumah. Beliau tidak kuat jika harus bekerja sebagai pembantu rumah tangga karena pekerjaan itu dirasa sangat berat, apalagi ibu menderita Diabetes.

Ibu mendapatkan penyakit ini karena factor keturunan. Kakekku yang sebelumnya menderita penyakit ini, dan sekarang menurun pada ibu. Sekarang kakek sudah meninggal, tapi penyakit yang diturunkannya terlanjur diwarisi ibuku. Kalau ibu kecapaian, kadar gulanya naik. Ini tentu saja berdampak kurang baik terhadap kesehatan ibu. Setiap dua minggu sekali ibu cek darah di PUSKESMAS Tawangrejo.

Kini aku mendapat sedikit bantuan dalam hal administrasi sekolah dari pamanku, tapi masih belum cukup juga. Alhamdulillah aku mendapat Beasiswa dari LMI Cabang Madiun sehingga bisa membantu meringankan biaya sekolahku. Setiap bulan secara rutin aku menerima Beasiswa dari LMI Cabang Madiun bersama puluhan siswa yang senasib denganku. Kami berkumpul di kantor LMI yang bertempat di jalan Semangka untuk menerima Beasiswa khusus anak yatim. Aku sedikit lebih beruntung, karena beberapa temanku yang hadir ternyata sudah tidak punya orangtua sama sekali. Alhamdulillah aku masih punya ibu yang selama ini merawatku dengan susah payah, terlebih setelah kepergian ayah.

Bulan Februari kemarin aku hadir dalam acara penyerahan beasiswa dalam keadaan basah kuyup karena kehujanan sepanjang perjalanan. Tapi aku tetap bertekad untuk hadir karena aku sangat memerlukan beasiswa itu. Setelah menempuh perjalanan dalam derasnya hujan, akhirnya aku sampai juga di kantor LMI, walaupun aku terlambat. Ragu-ragu aku memasuki kantor karena takut mengotori lantai kantor, apalagi baju koko putih yang kupakai terus menerus meneteskan sisa air hujan. Tetapi pegawai LMI mnyuruh aku masuk, maka aku memberanikan diri memasuki kantor dan segera bergabung dengan teman-temanku yang tengah mengikuti training dari seorang trainer yang berasal dari TRUSCO. Sahabat Hikmat (begitu kami memanggilnya) memeberikan motivasi yang luar biasa sehingga membuatku makin optimis dalam berikhtiar dan berusaha sepenuhnya tawakal kepada Alloh SWT. Di akhir acara aku tak bisa menahan air mataku ketika sahabat Hikmat membimbing kami berdoa. Bahuku terguncang dalam isak tangis, aku ingin lebih dekat kepada Alloh. Dia yang menggenggam hidupku, termasuk masa depanku. Aku yakin Alloh tidak meninggalkankanku. Maka aku optimis bisa melalui semuanya.

Sebenarnya aku masih bingung, setelah lulus SMP, bagaimana aku mendapat biaya untuk melanjutkan sekolah di SMA? Aku terus berdoa dan berusaha. Semoga ada yang membantuku. Ingin rasanya aku nekat mencari pekerjaan untuk meringankan beban ibuku, walaupun itu bisa mengganggu sekolahku. Tapi ibu tidak mengijinkan aku bekerja. Sekarang aku memang harus focus pada persiapan menghadapi UNAS. Aku senang di LMI Cabang Madiun ada kegiatan Bimbingan Belajar gratis karena aku bisa mendapatkan pelajaran tambahan. Aku kuatir tidak bisa lulus UNAS, tapi akan akan tetap berdoa dan berusaha supaya bisa lulus. Aku akan sekolah sungguh-sungguh supaya bisa membanggakan orangtuaku dan semua yang telah peduli padaku, serta membantuku. Terima kasih semuanya…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar